Hadirin Jamaah Jum'at Rahimakumullah
Pada bulan
Ramadhan ini umat Islam mulai meramaikan aktivitas-aktivitas di masjid. Mulai
dari buka bersama, sholat fardhu berjamaah, sholat tarawih, tadarus, bahkan
tidur setelah sholat dhuhur pun dilakukan di serambi masjid. Berbagai aktivitas
ini tentunya sangat berarti untuk memakmurkan masjid. Namun, sangat disayangkan
apabila aktivitas ini hanya dilakukan saat bulan puasa saja. Setelah bulan
puasa aktivitas masjid kembali normal seperti biasa atau jamaah sepi tidak ada
tadarus dan lain sebagainya.
Masjid
adalah tempat beribadah bagi umat Islam. Baik berupa sholat, mengaji, maupun
i’tikaf (berdiam diri di masjid dengan tujuan taqorub, mendekatkan diri
kepada Allah). Tapi, saat ini ada juga
masjid yang hanya digunakan orang sebagai tempat istirahat atau sekedar untuk nunut
kencing ke toilet saja. Ketika terdengar adzan mereka pergi. Naudzubillah.
Masalah
pembangunan masjid mendapat perhatian yang sangat besar oleh Rasulullah saw
sendiri, sehingga saat beliau singgah di kota Quba sewaktu dalam perjalanan
hijrah dari kota Mekah ke Madinah, dengan dibantu oleh sahabat-sahabatnya,
beliau mendirikan sebuah masjid yang dinamai Masjid Quba.
Juga
ketika Rasulullah saw sampai di kota Madinah, beliau mendirikan Masjid Nabawi.
Sebagai orang Islam, seharusnya kita memiliki perhatian dan cinta yang besar
kepada masjid sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw diatas.
Sungguh ironis bila kita mendapati
masjid – masjid yang berdiri megah, dibangun dengan dana yang tidak sedikit,
dengan gaya arsitektur yang mengagumkan namun dalam kesehariannya hanya terisi
satu shof saja. Sunyi dari lantunan ayat suci yang di baca oleh jama’ah dan
aktivitas ibadah lainnya.
Memakmurkan
masjid berarti ikut berpartisipasi mengoptimalkan fungsi dan peran masjid.
Aktivitas pertama dan paling utama dalam memakmurkan masjid adalah melaksanakan
shalat berjamaah. Karena dengan shalat berjamaah kita akan merasa dekat dengan
Allah dan bisa menjalin hubungan dengan umat manusia.
Shalat
berjamaah di masjid mengandung banyak keutamaan, di antaranya adalah banyaknya
pahala yang akan didapat, sebagaimana penjelasan hadis dari Ibnu Umar r.a, ia
menceritakan, ”Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian dengan 27
derajat” HR Bukhori dan Muslim).
Hadirin Jamaah Jum'at Yang dimulyakan oleh Allah
Shalat
berjamaah di masjid dapat mengikat persaudaraan di antara umat Islam. Di zaman modern
yang penuh dengan aktivitas dan kesibukan ini, bertemu dengan teman-teman
seakidah, khususnya di lingkungan kita, sangatlah sulit. Akan tetapi, dengan
adanya shalat berjamaah pada saat tiba waktu shalat lima waktu, kendala dan
kesulitan tersebut seakan menjadi sirna. Di masjid atau mushalla, umat Islam
bertemu satu sama lainnya. Mereka saling bersalaman dan bertegur sapa setelah
melaksanakan aktivitas kerja di siang hari. Dengan demikian, ukhuwah dapat
terjaga.
Umat Islam yang memakmurkan masjid
berarti ia memiliki keutamaan-keutamaan. Diantaranya, yaitu:
1.
Mendapat Petunjuk dari Allah
Kaum
Muslimin yang memakmurkan masjid adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.
Allah Azza wajalla berfirman,
Artinya: "Sesugguhnya
orang-orang yang memaknurkan masjid hanyalah orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikatn shalat, menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalan orang-orang
yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk."
(Q.S. At-Taubah (9): 18)
2.
Membuktikan Kebenaran Iman.
Kedatangan seorang muslim ke masjid dalam rangka memakmurkan
masjid dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan
masyarakatnya membuatnya harus diakui sebagai orang yang dapat membuktikan
keimanan, karenanya kitapun tidak perlu lagi meragukan keimanan orang yang suka
datang ke masjid, Rasulullah saw bersabda:
اذَا رَاَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ
الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوْا لَهُ باِلإِيْمَانِ
Artinya: “Apabila
kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia
benar-benar beriman” (HR. Tirmidzi dari Abu Sa’id Al Khudri).
3.
Mendapatkan Perlindungan Pada Hari
Kiamat.
Orang yang sering datang ke masjid dalam rangka
memakmurkannya menunjukkan bahwa ia memiliki ikatan batin dengan masjid. Kecintaan
kita kepada masjid memang seharusnya membuat hati kita terpaut kepadanya sejak
kita keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid. Manakala seseorang telah
memiliki ikatan hati yang begitu kuat dengan masjid, maka dia akan menjadi
salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah pada hari
akhirat, Rasulullah saw bersabda:
سَبْعَةٌ
يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا
ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ
قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا
عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ
وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا
تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا
فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Artinya: “Ada tujuh
golongan yang dinaungi Allah pada hari kiamat dalam naungan-Nya pada hari tidak
ada naungan selain naungan-Nya. Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam
beribadah kepada Allah, laki-laki yang hatinya tergantung dalam masjid, dua
orang yang saling mencintai karena Allah, laki-laki yang diajak wanita yang
memiliki kedudukan dan kecantikan untuk berbuat mesum lalu ia berkata, “Aku
takut kepada Allah”, laki-laki yang bersedekah lalu ia menyembunyikan
sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh
tangan kanannya, laki-laki yang mengingat Allah dalam sepi lalu menetes air
matanya.” (HR. Bukhori)
Apabila hati seseorang telah
memiliki rasa cinta dan terpaut kepada masjid, tidak hanya akan membuat ia
betah jika berada di dalam masjid, tapi juga pembinaan yang didapat dari masjid
akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap seluruh aktivitasnya di
luar masjid.
4.
Derajat Yang Tinggi dan Ampunan.
Mencapai derajat yang
tinggi dan memperoleh ampunan dari Allah swt merupakan dambaan setiap muslim,
untuk meraihnya bisa dilakukan dengan datang ke masjid dalam rangka
memakmurkannya. Manakala seseorang suka ke masjid, maka langkah-langkah kakinya
akan dinilai sebagai penghapus dosa dan pengangkat derajat, Rasulullah saw
bersabda:
صَلاَةُ
الرَّجُلِ فِى جَمَاعَةٍ تَضْعُفُ عَلَى صَلاَتِهِ فِى بَيْتِهِ وَسُوْقِهِ
خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ ضِعْفًا وَذَالِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ
الْوُضُوْءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لاَيُخْرِجُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لَمْ
يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَخُطَّ عَنْهُ بِهَا
خَطِيْئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّى عَلَيْهِ مَادَامَ
فِى مُصَلاَّهُ مَالَمْ يحدثْ اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَيْهِ اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ
وَلاَيَزَالُ فِى صَلاَةٍ مَاانْتَظَرَ الصَّلاَةَ
Artinya:
“Shalat seseorang dengan berjamaah itu melebihi shalatnya di rumah atau di
pasar sebanyak dua puluh lima kali lipat. Sebabnya ialah karena bila ia
berwudhu dilakukannya dengan baik lalu pergi ke masjid sedang kepergiannya itu
tiada lain dari hendak shalat semata-mata, maka setiap langkah yang
dilangkahkannya, diangkatlah kedudukannya satu derajat dan dihapuskan dosanya
sebuah. Dan jika ia sedang shalat, maka para malaikat memohonkan untuknya
rahmat selama ia masih berada di tempat shalat itu selagi ia belum berhadats,
kata mereka: “Ya Allah, berilah orang ini rahmat, Ya Allah kasihilah dia. Dan
orang itu dianggap sedang shalat sejak ia mulai menantikannya (HR. Bukhari dan
Muslim)
Di dalam hadits lain,
Rasulullah saw juga bersabda:
مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ
مِنْ بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ كَانَتْ
خُطُوَاتُهُ إِحْدَاهَا تَحُطُّ خَطِيْئَتَهُ وَاْلأُخْرَى تَرْفَعُ
دَرَجَتَهُ
Artinya:
“Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia berjalan untuk mendatangi
salah satu masjid diantara masjid-masjid Allah, demi menunaikan suatu kewajiban
dari kewajiban-kewajiban yang ditetapkan Allah, maka salah satu dari setiap
langkahnya itu akan menghapuskan dosa serta langkah yang satunya lagi akan
mengangkat derajatnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi dan
Hakim).
5. Ketenangan dan Rahmat.
Memakmurkan masjid membuat
seorang muslim akan memperoleh ketenangan, rahmat dan kemampuan melewati
jembatan menuju surga, Rasulullah saw bersabda:
اَلْمَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ تَقِيٍّ وَتَكَفَّلَ اللهُ لِمَنْ
كَانَ الْمَسْجِدُ بَيْتَهُ بِالرُّوْحِ وَالرَّحْمَةِ وَالْجَوَازِ عَلَى
الصِّرَاطِ اِلَى رِضْوَانِ اللهِ اِلَى الْجَنَّةِ.
Artinya: “Masjid
itu adalah rumah setiap orang yang bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang
yang menganggap masjid sebagai rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan dan
rahmat serta kemampuan untuk melintasi shiratal mustaqim menuju keridhaan
Allah, yakni syurga.” (HR. Thabrani dan Bazzar dari Abud Darda ra).
Hadirin Jamaah Jum'at yang berbahagia,
6. Langkah Yang Jauh Menambah Pahala
Keutamaan yang juga amat istimewa bagi orang yang
melaksanakan shalat berjamaah adalah ia akan memperoleh pahala yang lebih besar
bila jarak tempuhnya menuju masjid atau mushalla lebih jauh lagi karena
langkah-langkah kakinya akan dihitung dan dicatat, Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ فِى
الصَّلاَةِ أَجْرًا أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى
Artinya:
“Sesungguhnya orang yang terbesar pahalanya dalam shalat adalah yang paling
jauh perjalanannya” (HR. Muslim dari Abu Musa).
Hadirin wal hadirot jamaah sholat
tarawih yang dimulyakan Allah
Dengan keutamaan yang sedemikian
besar dan mulia, seharusnya kita semakin termotivasi untuk memakmurkan dan
memiliki tanggungjawab yang lebih besar. Apalagi Allah menyiapkan syurga bagi
orang yang sering pergi ke masjid. Sabda Nabi:
مَنْ
غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنَ الْجَنَّةِ
كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
Artinya: “Barangsiapa
pergi ke masjid di waktu pagi dan sore, Allah menyiapkan di syurga tempatnya setiap kali pagi atau
sore ia pergi.” (HR. Bukhori)
Oleh karena itu, mari kita mulai
meramaikan dan memakmurkan masjid, tidak hanya sekedar di bulan Ramadhan dan
Jum’at saja. Namun mengusahakannya di setiap waktu sholat.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
0 komentar:
Posting Komentar