الْحَمْدُ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ أَرْسَلَ
إِلَيْنَا أَفْضَلَ الرُّسُلِ وَأَنْزَلَ عَلَيْنَا أَفْضَلَ الكُتُبِ وجَعَلَنَا
لَنَا خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ وَأَمَرَنَا بِالإِجْتِمَاعِ عَلى
الحَق وَالهُدَى وَنَهَانَا عَنْ الإِفْتِرَاقِ وَاتِّبَاعِ الهَوَى، أَحْمَدُهُ
تَعَالَى وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لاَ تُحْصَى، وَأَشْهَدُ أَن لاَ إِلَهَ
إِلاَّ هُوَ لَهُ الْأَسْمَاءُ الحُسْنَى وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، تَرَكَ أُمَّتَهُ عَلَى الْمَحَجَّةِ الْبََيْضَاءِ لاَ خَيْرَ
إِلاَّ دَلََّهَا عَلَيْهِ وَلاَ شَرَّ إِلاَّ حَذَّرَهَا مِنْهُ، صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا بِهِ وَعَزَرُوْهُ
وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوْا النُّوْرَ الَّذِيْ أُنْزِلَ مَعَهُ وَسَلَّمَ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ:.
أَمَّا بَعْدُ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى فَإِنَّ العَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِيْنَ .
أَمَّا بَعْدُ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ عِبَادَ اللهِ : أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ تَعَالَى فَإِنَّ العَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِيْنَ .
Hadirin jamaah Jum’ah yang dimulyakan Allah
Pada siang hari yang penuh berkah ini marilah kita senantiasa meningkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah Swt dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya. Sebab manusia mulia disisi Allah dinilai bukan
karena hartanya, jabatan ataupun kedudukannya tampan atau cantiknya, tapi
karena ketaqwaannya.
Hadirin jamaah Jum’ah rahimakumullah
Ramadhan telah kita lalui
bersama. Bukan berarti amalan ibadah yang telah kita lakukan dibulan Ramadhan
sudah tidak kita lakukan lagi dibulan-bulan berikutnya. Seperti puasa, tadarus,
sodaqoh, sholat malam dan lain-lain. Oleh sebab itu, Rasulullah pernah
menasehati Abdullah bin Umar
يا عبد الله لا تكن مثل فلان كان يقوم الليل فترك قيام
الليل
“Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi
seperti si fulan, ia dahulu mengerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.”
(HR. Imam al-Bukhari III/31, dan Muslim II/185).
Jadi,
janganlah sholat malam yang kita kerjakan ketika bulan Ramadhan setelah itu
tidak kita lakukan sama sekali. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kami
akan menyampaikan keutamaan sholat malam atau qiyamul lail. Qiyamul-Lail ialah
menghidupkan malam dengan ibadah-ibadah. Namun, yg dimaksud Qiyamul-Lail di
sini adalah suatu penamaan untuk semua sholat sunnah yang dikerjakan di waktu
malam setelah sholat ‘isya hingga tiba waktu sholat Subuh. Oleh karena
itu, yang termasuk Qiyamul-Lail (sholat malam) adalah: Sholat Tahajjud, sholat
Witir,dan sholat Tarawih.
Hadirin jamaah Jum’ah rahimakumullah
Setiap manusia pasti punya kebutuhan dalam hidup. Baik kebutuhan yang
berupa materi atau pun kebutuhan yang bersifat nonmateri. Ada yang butuh
mendapat pekerjaan, ada yang butuh ingin membeli ini dan itu, ada yang butuh
dilancarkan usahanya, ada yang butuh anaknya yang bandel biar sadar, dan lain
sebagainya. Lantas kepada siapa kita akan mencurahkan segala kebutuhan kita?
Kepada tetangga? Ternyata tetangga juga banyak kebutuhan. Yang pasti kita
mencurahkan kebutuhan-kebutuhan kita kepada Allah Swt. Dan waktu yang tepat
adalah saat manusia terlelap dalam mimpinya, yaitu di malam hari atau sepertiga
malam dengan melaksanakan sholat Tahajud atau qiyamullail. Sholat Tahajud
ibarat ketok pintu jika kita mau bertemu dan bercakap-cakap dengan Allah dan
doa itu adalah keluh kesah kita.
Allah berfirman:
Artinya:”
Dan pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
Terpuji.”
Kita harus percaya bahwa Allah akan mengabulkan
doa-doa kita. Apalagi pada malam hari. Doa kita pasti dikabulkan. Sesuai dengan
sabda Nabi:
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا
يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ
Dari
Jabir r.a., ia barkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda,
“Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim
dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat
pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya) dan itu setiap malam.”
(H.R. Muslim dan Ahmad)
Rasulullah bersabda:
«أفضل الصلاةِ بَعْد الفريضةِ صلاةُ الليل»،
رواه مسلم
Artinya: “Lebih utamanya sholat setelah sholat
fardhu adalah sholat malam (qiyamul lail).”
Qiyamullail adalah
sarana berkomunikasi seorang hamba dengan Tuhannya. Sang hamba merasa lezat di
kala munajat dengan Penciptanya. Ia berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji
Sang Pencipta. Dan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai dengan
janjinya, akan mencintai hamba yang mendekat kepadanya. Kalau Allah swt.
mencintai seorang hamba, maka Ia akan mempermudah semua urusan dan permasalahan
hidup hambaNya. Dan memberi berkah atas semua aktivitas sang hamba Sang hamba
akan dekat dengan Tuhannya, diampuni dosanya, dihormati oleh sesama, dan
menjadi penghuni surga yang disediakan untuknya.
Seorang muslim yang rutin
mengerjakan qiyamullail, pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt.
Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita, “Lazimkan dirimu untuk
shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan
diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.”
(HR. Ahmad)
Allah juga menjanjikan syurga bagi orang yang
rutin menjalankan sholat malam. Hal ini, dikatakan oleh Nabi dalam sabdanya.
وقال صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أيُّها الناس أفْشوا
السلامَ وأطعِمُوا الطعامَ وصِلوا الأرْحَامَ وصَلُّوا باللَّيل والناسُ نيامٌ
تَدخُلُوا الجنّةَ بِسَلام»، رواه الترمذي وقال: حسن صحيح وصححه الحاكم
Artinya: “Wahai manusia, sebarkanlah salam (damai), berilah makanan,
sambunglah silaturrahmi, dan sholatlah di malam hari ketika manusia terlelap
tidur. Niscaya kamu akan masuk syurga dengan selamat (damai).”
Selain itu, bagi yang
mengamalkan sholat tahajud ia akan dikumpulkan disyurga bersama orang-orang
yang bertaqwa. Sebagaimana firman Allah:
إِنَّ
ٱلۡمُتَّقِينَ فِي جَنَّٰتٖ وَعُيُونٍ ١٥ ءَاخِذِينَ
مَآ ءَاتَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَبۡلَ ذَٰلِكَ مُحۡسِنِينَ ١٦ كَانُواْ
قَلِيلٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِ مَا يَهۡجَعُونَ ١٧ وَبِٱلۡأَسۡحَارِ
هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ ١٨
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu
berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa
yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia)
adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur
di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”
(QS. Adz-Dzariyat: 15-18).
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah
Orang yang mengerjakan Qiyamul Lail (sholat Tahjjud)
dengan niat ikhlas karena Allah semata, maka akan menjadikan ia pribadi yang terpelihara
dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan
bersih jiwanya. Namun sebaliknya, barangsiapa yang meninggalkan Qiyamul Lail
(sholat Tahajjud), Maka dia akan bangun di pagi hari dalam keaadan jiwanya
dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholih.
Hal ini berdasarkan sabda Nabi:
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda:
يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ. فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang dari
kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, dimana pada tiap ikatan tersebut
dia meletakkan godaan, “Kamu mempunyai malam yang sangat panjang, maka tidurlah
dengan nyenyak.” Jika dia bangun dan mengingat Allah, maka lepaslah satu tali
ikatan. Lalu jika dia berwudhu, maka lepaslah tali ikatan yang lainnya. Dan jika
dia mendirikan sholat (malam), maka lepaslah seluruh tali ikatannya sehingga
pada pagi harinya dia akan merasakan semangat & baik jiwanya. Namun bila
dia tak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya menjadi jelek &
menjadi malas beraktifitas”. (HR. Imam Al-Bukhari no. 1142, & Muslim
no. 776).
Qiyamullail memerlukan
kesungguhan dan kebulatan tekad. Jika ada tekad, akan sangat mudah
merealisasikannya dengan izin Allah. Berikut ini kiat-kiat pendorong
meninggalkan tempat tidur untuk bermunajat kepada Yang Maha Pengasih.
(1)
Programlah aktivitas kita di hari
yang malamnya kita rencanakan untuk qiyamulail agar memungkinkan kita
tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat kita tidur terlalu lelap.
(2)
Hindari maksiat. Sebab menurut
pengalaman Sufyan Ats-Tsauri, “Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama
5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”
(3)
Ketahuilah fadhilah (keutamaan)
dan keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu kita termotivasi untuk
melaksanakannya.
(4) Tumbuhkan perasaan
sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(5) Makan malam jangan
kekenyangan, berdoa untuk bisa bangun malam, dan jangan lupa pasang alarm
sebelum tidur.
(6) Baik juga jika kita janjian dengan beberapa teman untuk
saling membangunkan dengan miscall melalui telepon atau handphone yang kita miliki.
(7) Buat kesepakatan
dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program qiyamullail
bersama sekali atau dua malam dalam sepekan.
(8) Berdoalah kepada
Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya.
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ
العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ
تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ
0 komentar:
Posting Komentar