Minggu, 13 Juli 2014


Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Di negara kita banyak sekali pendakwah-pendakwah yang memberikan siraman rohani terhadap umatnya. Baik dalam lingkup nasional maupun lingkup desa. Akan tetapi, apakah dengan banyaknya pendakwah-pendakwah tersebut membawa pengaruh terhadap perilaku kehidupan umat manusia? apakah semakin hari semakin bertambah umat yang baik, apakah semakin hari orang banyak yang berbondong-bondong menuju tempat ibadah? Apakah semakin hari moral umat manusia semakin baik dan meningkat?

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Kita bisa mengintroseksi diri kita, apakah perilaku kita berubah, amal ibadah kita meningkat setelah kita mendengarkan ceramah-ceramah , khutbah atau pengajian-pengajian. Kita bisa introspeksi diri kita sendiri.

Selain itu, kita bisa melihat lingkungan kita. Berita-berita di televisi maupun media massa lainnya saat ini banyak menyuguhkan berita tentang kemerosotan moral manusia. Mulai dari pejabat yang korupsi, main suap, mengkonsumsi narkoba. Juga kalangan remaja yang sudah tanpa malu melakukan free sex atau perzinaan bahkan direkam dan disaksikan oleh teman-temannya, pencurian, perampokan, pembunuhan dan masih banyak lagi berita tentang dekadensi moral yang terjadi di sekeliling kita. 

Padahal, sebagaimana kita ketahui di negara kita banyak sekali pendakwah-pendakwah yang mengajak kepada kebaikan. Setiap hari utamanya pada bulan Ramadhan banyak sekali penceramah yang memberikan siraman rohani ataupun nasehat-nasehat yang baik. Allah berfirman dalam surat  Al- Asr:

Artinya : “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Jika nasehat-nasehat sudah tidak dianggap. Apa yang terjadi? Tentu saja. Yang terjadi adalah kemerosotan moral bahkan kalau tetap dibiarkan akan terjadi kemerosotan moral yang mengerikan.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

Pada kesempatan kali ini, saya mengingatkan kepada diri saya sendiri secara khusus dan kepada hadirin pada umumnya untuk senantiasa memperbaiki ataupun menjaga moral kita. Sebab, kita tentunya tidak menunggu teguran dari Tuhan sebab kelalaian kita dalam melanggar larangan-larangan-Nya. Sebagaimana firman Allah:

Artinya: “ telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum:41)

Kalau kita mencermati bahwa kerusakan alam terjadi akibat kerakusan manusia yang tak bijaksana dalam mengeksploitasi kekayaan alam. Kerakusan adalah kebalikan dari sifat qonaah. Sifat rakus yang terdapat dalam diri manusia merupakan kemerosotan moral yang dimiliki.

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Kita semua tahu bahwa selain diberi hati nurani yang senantiasa menegakkan sifat-sifat ketuhanan (al-khuluq), dalam diri kita juga terdapat hawa nafsu yang cenderung tergiur oleh materi. Setiap saat terjadi tarik menarik antara keduanya. Jika kemenangan dipihak nafsu, maka manusia akan turun derajat dan moralnya. Sedangkan jika hati nurani mampu mengungguli nafsu, orang tersebut akan naik derajatnya dimata makhluk maupun di sisi Tuhannya.
Jam’ah Jum’ah rahimakumullah   
Kata moral sering diidentikkan dengan budi pekerti, adab, etika, tata krama dan sebagainya. Dalam bahasa arab sering disebut dengan kata al-akhlaq atau al-adab. Al-Akhlaq merupakan bentuk jamak dari kata “al-khuluq”, artinya budi pekerti atau moralitas. Kata yang disebutkan hanya dua kali dalam al-Quran pertama dalam al-Syu’ara 137 yang berbunyi:
إِنْ هَذَا إِلَّا خُلُقُ الْأَوَّلِينَ
Yang artinya: “(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.”

dan yang kedua dalam surat al-Qalam 4;
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Yang artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Dalam agama Islam, Kristen, Hindu maupun Budha, moral adalah pondasi yang harus kuat dan tetap utuh. Kehidupan tanpa moral bagaikan tubuh tanpa kepala. Tidak akan disebut tubuh yang sempurna jika kepala itu tidak ada. Maka demikian, kehidupan tanpa adanya landasan moral tidak akan sempurna.
Dalam ajaran Budha juga menganggap bahwa moral merupakan nilai yang diharuskan untuk setiap umat yang salah satunya menyebutkan, ‘Adinnadana veramani sikkhapadam samadiyami’ yang artinya, aku bertekad akan melatih diri menghindari pencurian/mengambil barang yang tidak diberikan.
Rasulullah Saw. Sendiri diutus oleh Allah adalah untuk menyempurnakan moral yang mulia (makarimal akhlak).

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Kemerosotan moral ini bisa menimpa siapa saja. Tidak peduli ia berkedudukan atau berjabatan tinggi. Tidak peduli ia berparas cantik menawan ataupun jelek. Tidak peduli ia kaum berduit atau kaum papa. Sepandai apapun orangnya sampai bergelar kesarjanaan tinggi, ia bisa terjerat oleh hawa nafsunya. Sebab Allah telah mengunci hati dan pendengarannya, sebab mereka memenangkan hawa nafsunya. Allah berfirman:

Artinya: “Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
Lalu bagaimana upaya kita menyelamatkan moral yang selama ini tercecer di lembah hiruk pikuknya nafsu?  Salah satu sebab utama merosotnya moral adalah hilangnya keyakinan (iman) terhadap Tuhan, hari akhir dan balasan surga-neraka. Oleh karena itu, salah satu cara untuk menjaga moral kita adalah dengan banyak ingat kepada Allah atau dzikrullah.

Hadirin Jamaah Jum’at Yang berbahagia

Dzikir adalah sesuatu yang ringan karena berupa ucapan tapi sangat besar faedahnya bagi kita semua.. Tapi diantara kita kebanyakan lalai karena kesibukan kita setiap hari.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah pernah berkata, “Dzikir bagi hati ibarat air bagi ikan. Apa jadinya bila ikan dikeluarkan dari air?
Pernyataan Ibnu Taimiyyah tersebut patut kita renungkan. Apakah memang hati kita telah mendapat nutrisi yang baik atau belum? Sebab, nutrisi yang bernama dzikir ini sangatlah penting bagi hati. Hati yang tidak pernah berdzikir mengingat Allah, maka bisa jadi nantinya akan mati. Dan bila hati telah mati, maka hawa nafsu yang akan selalu bicara.
Adapun diantara  faedah dzikir adalah:
Pertama, dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan roh. Apabila seorang hamba kehilangan dzikir itu, maka dia laksana tubuh yang tidak mendapatkan makanan pokok.
Abu Musa al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir kepada-Nya laksana orang yang hidup dengan orang yang mati.” (HR. Bukhori)
Kedua, dzikir dapat menghilangkan kesedihan dan kegelisahan dalam hati. Dengan dzikir maka hati menjadi damai dan tenang. Seperti dalam syi’ir Jawa yang berbunyi, “tombo ati iku limo ing wernane, kaping pisan moco Qur’an lan maknane, kaping pindo sholat wengi lakonono, kaping telu wong kang sholeh kumpulono, kaping papat weteng kudu ingkang luwe, kaping limo dzikir wengi ingkang suwe.”
Salah satu obat hati adalah dzikir yang lama di malam hari. Disaat orang terlelap dalam mimpi, kita bangun sholat dan dzikir.
Allah berfirman:
 (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d:28)
Ketiga, dzikir membuat hamba diingat oleh Allah. Ketika seorang hamba berdzikir mengingat Allah, maka Allah pun mengingatnya. Alangkah bahagianya jika kita selalu diingat oleh Tuhan yang menciptakan kita.
 Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. AL-Baqoroh:152)
Keempat, orang yang senantiasa berdzikir atau mengingat Allah akan dijauhkan dari maksiat. Ketika dia terus menerus mengingat Allah dan mengetahui bahwa Allah melihat apa yang dilakukannya niscaya dia akan malu dan takut melakukan maksiat. Coba kita bayangkan, pasti tidak ada orang yang sebelum mabuk, minum-minuman keras baca “bismillahirrohmanirrohim” atau orang yang mendatangi lokalisasi atau hotel dengan pasangan tak resmi baca “alhamdulillahirobbil ‘alamin” seusai kencan. Dzikir menjauhkan dari maksiat.

Ma’asyirol muslimin rahimakumullah

Sebagaimana yang telah saya sebutkan diatas bahwa kemerosotan moral akibat manusia telah menghilangkan keberadaan Tuhan dalam dirinya. Oleh karena itu, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Jaques Barzun. Kita harus mengembalikan Tuhan kepada kedudukanNya yang sesungguhnya. (restore god to the fullness of his reality)
 
Salah satu cara menghadirkan Tuhan adalah dengan selalu mengingat-Nya. Dzikir bisa kita lakukan dimana saja. Di tempat kerja, di tempat ibadah, dikeramaian, dan lain-lain. Mungkin karena kesibukan kita dan keluarga sehingga kita bisa lupa untuk dzikir atau ingat Allah, alangkah indahnya jika dzikir ini diprogramkan. Misalnya, dalam keluarga mempunyai program sholat maghrib berjamaah di rumah dengan keluarga dan kemudian diisi dzikir bersama atau mungkin disekolahan-sekolahan diprogramkan sebulan sekali untuk dzikir bersama. Walau biasanya dan kebanyakan dzikir bersama diadakan setahun sekali menjelang ujian saja. Tentu saja, dzikir bersama ini bukan hanya bertujuan agar diberi kelancaran dalam ujian atau belajar. Akan tetapi juga menjaga perilaku siswa dari dekadensi moral. Atau mungkin di kantor-kantor juga diprogramkan dzikir bersama agar para pegawai menjadi pegawai yang bisa menjaga moralnya, dan lain sebagainya.

Hadirin Jamaah Jum’at yang berbahagia
Kiranya cukup sekian yang bisa saya sampaikan. Semoga kita semua dilindungi oleh Allah Swt dari pengaruh hawa nafsu yang senantiasa menjerumuskan kita dalam kesesatan. 


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. َقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ ِليْ وَ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!