Kamis, 10 Juli 2014


Hadirin Jamaah Jum'at Rahimakumullah
Pada bulan Ramadhan ini umat Islam mulai meramaikan aktivitas-aktivitas di masjid. Mulai dari buka bersama, sholat fardhu berjamaah, sholat tarawih, tadarus, bahkan tidur setelah sholat dhuhur pun dilakukan di serambi masjid. Berbagai aktivitas ini tentunya sangat berarti untuk memakmurkan masjid. Namun, sangat disayangkan apabila aktivitas ini hanya dilakukan saat bulan puasa saja. Setelah bulan puasa aktivitas masjid kembali normal seperti biasa atau jamaah sepi tidak ada tadarus dan lain sebagainya.
Masjid adalah tempat beribadah bagi umat Islam. Baik berupa sholat, mengaji, maupun i’tikaf (berdiam diri di masjid dengan tujuan taqorub, mendekatkan diri kepada Allah).  Tapi, saat ini ada juga masjid yang hanya digunakan orang sebagai tempat istirahat atau sekedar untuk nunut kencing ke toilet saja. Ketika terdengar adzan mereka pergi. Naudzubillah.
Masalah pembangunan masjid mendapat perhatian yang sangat besar oleh Rasulullah saw sendiri, sehingga saat beliau singgah di kota Quba sewaktu dalam perjalanan hijrah dari kota Mekah ke Madinah, dengan dibantu oleh sahabat-sahabatnya, beliau mendirikan sebuah masjid yang dinamai Masjid Quba.
Juga ketika Rasulullah saw sampai di kota Madinah, beliau mendirikan Masjid Nabawi. Sebagai orang Islam, seharusnya kita memiliki perhatian dan cinta yang besar kepada masjid sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw diatas.
Sungguh ironis bila kita mendapati masjid – masjid yang berdiri megah, dibangun dengan dana yang tidak sedikit, dengan gaya arsitektur yang mengagumkan namun dalam kesehariannya hanya terisi satu shof saja. Sunyi dari lantunan ayat suci yang di baca oleh jama’ah dan aktivitas ibadah lainnya.
Memakmurkan masjid berarti ikut berpartisipasi mengoptimalkan fungsi dan peran masjid. Aktivitas pertama dan paling utama dalam memakmurkan masjid adalah melaksanakan shalat berjamaah. Karena dengan shalat berjamaah kita akan merasa dekat dengan Allah dan bisa menjalin hubungan dengan umat manusia.
Shalat berjamaah di masjid mengandung banyak keutamaan, di antaranya adalah banyaknya pahala yang akan didapat, sebagaimana penjelasan hadis dari Ibnu Umar r.a, ia menceritakan, ”Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendirian dengan 27 derajat” HR Bukhori dan Muslim). 

Hadirin Jamaah Jum'at Yang dimulyakan oleh Allah
Shalat berjamaah di masjid dapat mengikat persaudaraan di antara umat Islam. Di zaman modern yang penuh dengan aktivitas dan kesibukan ini, bertemu dengan teman-teman seakidah, khususnya di lingkungan kita, sangatlah sulit. Akan tetapi, dengan adanya shalat berjamaah pada saat tiba waktu shalat lima waktu, kendala dan kesulitan tersebut seakan menjadi sirna. Di masjid atau mushalla, umat Islam bertemu satu sama lainnya. Mereka saling bersalaman dan bertegur sapa setelah melaksanakan aktivitas kerja di siang hari. Dengan demikian, ukhuwah dapat terjaga.
Umat Islam yang memakmurkan masjid berarti ia memiliki keutamaan-keutamaan. Diantaranya, yaitu:
1.        Mendapat Petunjuk dari Allah
Kaum Muslimin yang memakmurkan masjid adalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Allah Azza wajalla berfirman,

Artinya: "Sesugguhnya orang-orang yang memaknurkan masjid hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikatn shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalan orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S. At-Taubah (9): 18)
2.    Membuktikan Kebenaran Iman.
Kedatangan seorang muslim ke masjid dalam rangka memakmurkan masjid dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakatnya membuatnya harus diakui sebagai orang yang dapat membuktikan keimanan, karenanya kitapun tidak perlu lagi meragukan keimanan orang yang suka datang ke masjid, Rasulullah saw bersabda:
اذَا رَاَيْتُمُ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوْا لَهُ باِلإِيْمَانِ
Artinya: “Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman” (HR. Tirmidzi dari Abu Sa’id Al Khudri).

3.    Mendapatkan Perlindungan Pada Hari Kiamat.
Orang yang sering datang ke masjid dalam rangka memakmurkannya menunjukkan bahwa ia memiliki ikatan batin dengan masjid. Kecintaan kita kepada masjid memang seharusnya membuat hati kita terpaut kepadanya sejak kita keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid. Manakala seseorang telah memiliki ikatan hati yang begitu kuat dengan masjid, maka dia akan menjadi salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah pada hari akhirat, Rasulullah saw bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Artinya: “Ada tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari kiamat dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan selain naungan-Nya. Imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, laki-laki yang hatinya tergantung dalam masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, laki-laki yang diajak wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan untuk berbuat mesum lalu ia berkata, “Aku takut kepada Allah”, laki-laki yang bersedekah lalu ia menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya, laki-laki yang mengingat Allah dalam sepi lalu menetes air matanya.” (HR. Bukhori)
          Apabila hati seseorang telah memiliki rasa cinta dan terpaut kepada masjid, tidak hanya akan membuat ia betah jika berada di dalam masjid, tapi juga pembinaan yang didapat dari masjid akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap seluruh aktivitasnya di luar masjid.
4.    Derajat Yang Tinggi dan Ampunan.
               Mencapai derajat yang tinggi dan memperoleh ampunan dari Allah swt merupakan dambaan setiap muslim, untuk meraihnya bisa dilakukan dengan datang ke masjid dalam rangka memakmurkannya. Manakala seseorang suka ke masjid, maka langkah-langkah kakinya akan dinilai sebagai penghapus dosa dan pengangkat derajat, Rasulullah saw bersabda:
صَلاَةُ الرَّجُلِ فِى جَمَاعَةٍ تَضْعُفُ عَلَى صَلاَتِهِ فِى بَيْتِهِ وَسُوْقِهِ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ ضِعْفًا وَذَالِكَ أَنَّهُ إِذَا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلَى الْمَسْجِدِ لاَيُخْرِجُهُ إِلاَّ الصَّلاَةُ لَمْ يَخْطُ خُطْوَةً إِلاَّ رُفِعَتْ لَهُ بِهَا دَرَجَةٌ وَخُطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيْئَةٌ فَإِذَا صَلَّى لَمْ تَزَلِ الْمَلاَئِكَةُ تُصَلِّى عَلَيْهِ مَادَامَ فِى مُصَلاَّهُ مَالَمْ يحدثْ اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَيْهِ اَللَّهُمَّ ارْحَمْهُ وَلاَيَزَالُ فِى صَلاَةٍ مَاانْتَظَرَ الصَّلاَةَ
Artinya: “Shalat seseorang dengan berjamaah itu melebihi shalatnya di rumah atau di pasar sebanyak dua puluh lima kali lipat. Sebabnya ialah karena bila ia berwudhu dilakukannya dengan baik lalu pergi ke masjid sedang kepergiannya itu tiada lain dari hendak shalat semata-mata, maka setiap langkah yang dilangkahkannya, diangkatlah kedudukannya satu derajat dan dihapuskan dosanya sebuah. Dan jika ia sedang shalat, maka para malaikat memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada di tempat shalat itu selagi ia belum berhadats, kata mereka: “Ya Allah, berilah orang ini rahmat, Ya Allah kasihilah dia. Dan orang itu dianggap sedang shalat sejak ia mulai menantikannya (HR. Bukhari dan Muslim)
               Di dalam hadits lain, Rasulullah saw juga bersabda:
 مَنْ تَطَهَّرَ فِى بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى  إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيْضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللهِ كَانَتْ خُطُوَاتُهُ إِحْدَاهَا تَحُطُّ خَطِيْئَتَهُ وَاْلأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَتَهُ    
Artinya: “Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia berjalan untuk mendatangi salah satu masjid diantara masjid-masjid Allah, demi menunaikan suatu kewajiban dari kewajiban-kewajiban yang ditetapkan Allah, maka salah satu dari setiap langkahnya itu akan menghapuskan dosa serta langkah yang satunya lagi akan mengangkat derajatnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi dan Hakim).
5.  Ketenangan dan Rahmat.
 Memakmurkan masjid membuat seorang muslim akan memperoleh ketenangan, rahmat dan kemampuan melewati jembatan menuju surga, Rasulullah saw bersabda:
اَلْمَسْجِدُ بَيْتُ كُلِّ تَقِيٍّ وَتَكَفَّلَ اللهُ لِمَنْ كَانَ الْمَسْجِدُ بَيْتَهُ بِالرُّوْحِ وَالرَّحْمَةِ وَالْجَوَازِ عَلَى الصِّرَاطِ اِلَى رِضْوَانِ اللهِ اِلَى الْجَنَّةِ.
Artinya: “Masjid itu adalah rumah setiap orang yang bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang yang menganggap masjid sebagai rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan dan rahmat serta kemampuan untuk melintasi shiratal mustaqim menuju keridhaan Allah, yakni syurga.” (HR. Thabrani dan Bazzar dari Abud Darda ra).

Hadirin Jamaah Jum'at yang berbahagia,
 
6.   Langkah Yang Jauh Menambah Pahala
Keutamaan yang juga amat istimewa bagi orang yang melaksanakan shalat berjamaah adalah ia akan memperoleh pahala yang lebih besar bila jarak tempuhnya menuju masjid atau mushalla lebih jauh lagi karena langkah-langkah kakinya akan dihitung dan dicatat, Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ فِى الصَّلاَةِ أَجْرًا أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى
Artinya: “Sesungguhnya orang yang terbesar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalanannya” (HR. Muslim dari Abu Musa). 
Hadirin wal hadirot jamaah sholat tarawih yang dimulyakan Allah
Dengan keutamaan yang sedemikian besar dan mulia, seharusnya kita semakin termotivasi untuk memakmurkan dan memiliki tanggungjawab yang lebih besar. Apalagi Allah menyiapkan syurga bagi orang yang sering pergi ke masjid. Sabda Nabi:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنَ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
Artinya: “Barangsiapa pergi ke masjid di waktu pagi dan sore, Allah menyiapkan  di syurga tempatnya setiap kali pagi atau sore ia pergi.” (HR. Bukhori)

Oleh karena itu, mari kita mulai meramaikan dan memakmurkan masjid, tidak hanya sekedar di bulan Ramadhan dan Jum’at saja. Namun mengusahakannya di setiap waktu sholat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Categories:

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!